Latma Albatros Ausindo 2012 Ditutup
22 Oktober 2012, Jakarta: Setelah melaksanakan kegiatan selama ± empat hari, Latihan Bersama (Latma) Albatross Ausindo 2012 di Darwin secara resmi berakhir, Kamis (18/10).
Sebuah acara penutupan sederhana dilaksanakan di Truscoot Club RAAF Base Darwin menandai berakhirnya latihan yang sudah di gelar sejak tanggal 15 Oktober lalu.
Danskadron Udara 5, Letkol Pnb Benny Arfan dalam sambutannya memberikan apresiasi serta rasa terima kasih yang tinggi kepada seluruh peserta latihan baik dari TNI AU maupun RAAF, sehingga kegiatan ini dapat berjalan aman dan lancar.
âSelain hubungan persahabatan yang lebih erat, seluruh personil yang terlibat pun dapat saling bertukar ilmu serta pikiran mengenai berbagai hal di dalam latihan iniâ, tambahnya.
Ucapan terima kasih pun disampaikan oleh WGCMDR Michael Jansen, CO 10th SQN RAAF kepada seluruh partisipan latihan bersama ini, karena hingga berakhirnya latihan, seluruh kegiatan dapat berjalan dengan baik dan tak terkendala.
âMungkin pada pelaksanaan latihan berikutnya dapat disiapkan skenario yang lebih kompleks daripada saat ini, sehingga kemampuan skadron dan crew dapat lebih meningkat terkait dengan perkembangan zamanâ, saran dari perwira yang suka humor ini.
âAnd iâm really looking forward to see you all on the next Albatross Ausindo Exerciseâ, pungkas WGCMDR Michael Jansen.
Semangat persahabatan sangat terlihat selama pelaksanaan kegiatan Latma Albatross Ausindo 2012 di Darwin ini, itulah yang paling utama.
Latihan SAR
(Foto: RAAF)
Pesawat AP-3C Orion dari RAAF 10th Squadron ketika sedang melaksanakan patroli menemukan adanya kemungkinan sebuah kapal mendapat kecelakaan di wilayah perairan sebelah utara Darwin. Informasi tersebut kemudian disampaikan kepada Boeing 737-200 intai milik Skadron 5 Makassar yang selanjutnya mencoba mengidentifikasi kebenaran akan informasi yang sudah disampaikan sebelumnya, dan ternyata memang benar terdapat sebuah kapal yang mengalami kecelakaan di area tersebut.
(Foto: RAAF)
Selanjutnya AP-3C Orion bersiap melakukan Operasi Search and Rescue guna menyelamatkan korban yang terdapat di dalam kapal tersebut. Diawali dengan menjatuhkan flare (bom asap) guna menandai bahwa di wilayah tersebut terdapat kapal yang mengalami kecelakaan. Dilanjutkan dengan menjatuhkan Heli Box yang berisi (raft) rakit, makanan serta radio untuk digunakan oleh para korban sebelum mendapatkan pertolongan selanjutnya dari penjaga pantai.
Sumber: Dispenau
0 comments:
Post a Comment - Back to Content